Beranda | Artikel
Cara Mengucapkan Salam
Selasa, 19 Januari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Cara Mengucapkan Salam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 06 Jumadil Akhir 1442 H / 19 Januari 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Cara Mengucapkan Salam

Pada kempatan yang lalu kita sudah membahas tentang hadits ‘Imran bin Husain Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau berkata:

جاءَ رجُلٌ إِلَى النَّبيِّ ﷺ فَقَالَ: السَّلامُ عَلَيكُم، فَرَدَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النبيُّ ﷺ: عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلامُ عَلَيكُم وَرَحْمَةُ اللهِ، فَرَدَّ عليهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: عِشْرون، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلامُ عَلَيكُم وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه، فَرَدَّ عليهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: ثَلاثُونَ

“Pernah datang seseorang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian beliau mengucapkan: ‘Assalamu’alaikum,’ kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab salam orang tersebut dan orang itu duduk. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Sepuluh’.

Kemudian datang orang kedua juga mengucapkan : ‘Assalamu’alaikum warahmatullah,’ maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab seperti apa yang disampaikan oleh orang itu kemudian orang itu duduk. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: ‘Dua puluh’.

Kemudian datang orang ketiga dan mengatakan: ‘Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,’ maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab salam orang tersebut kemudian orang itu duduk. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: ‘Tiga puluh’.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Ini menjelaskkan tentang semakin sempurna salam, maka pahalanya pun semakin banyak. Maka mari kita perhatikan masalah yang seakan-akan ini adalah masalah yang kecil. Tetapi ternyata ucapan salam juga bagian dari upaya mengumpulkan ganjaran pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini adalah salam yang diajarkan oleh Islam kepada kita. Ada tiga macam salam. Kalau misalnya seorang mengucapan salam dan yang hadir di depannya adalah orang-orang yang bukan muslim, maka salamnya adalah:

السَّلَامُ عَلَىٰ مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَىٰ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه

“Salam sejahtera untuk mereka yang mengikuti petunjuk Allah, semoga rahmat Allah pada mereka, dan keberkatan Allah pada mereka.”

Oleh karena itu salam yang ditambah-tambahi dengan salam-salam dari agama yang lainnya, ini bukan tuntunan Islam sama sekali.

Kita jangan mengartikan sebuah toleransi dengan mengikuti cara-cara yang bukan muslim. Seorang muslim mempunyai identitas dan negeri ini mengajarkan kita agar mempunyai identitas. Seorang muslim yang menjalankan agama dan keyakinannya, ini dijamin oleh negara. Maka janganlah kita mencampuradukkan antara yang haq dan yang batil, antara yang benar dan tidak benar, ini bukan prilaku seorang muslim yang betul-betul  beriman kepada Allah dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ini yang harus digaris bawahi dalam tata cara mengucapkan salam. Karena kita melihat realita dan bukan sekedar fenomena, seorang muslim mengucapkan salam berbagai macam salam. Hal ini karena di depannya ada sebagian orang lain yang bukan muslim.

Ikutilah cara-cara yang diajarkan Islam. Toh semua mengerti bahwa hal ini dalam rangka menjalankan keyakinan kita yang dijamin oleh undang-undang.

Kita semua akan mati dan bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara orang-orang yang melakukannya itu karena ketidaktahuannya walaupun mungkin dia seorang yang mempunyai jabatan, tetapi bisa jadi tidak paham tentang tuntunan agama Allah dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Maka marilah, kita sebagai warga masyarakat di negeri ini, masing-masing membawa identitasnya. Seorang muslim mempunyai identitas, seorang yang bukan muslim juga punya identitas, tidak usah dicampuradukkan antara hal-hal yang memang tidak diajarkan oleh agama kita.

Jadi kita mengucapkan salam sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan dilakukan oleh kaum muslimin, kemudian juga pemimpin-pemimpin negeri ini yang sebelumnya juga menyampaikan salam sesuai dengan agama masing-masing, maka ikutilah contoh-contoh yang baik dari mereka. Jangan kita membuat hal-hal yang baru di dalam kita bermasyarakat, khususnya berkaitan dengan agama.

InsyaAllah semua bisa memahami dan mengerti. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Bagi kalian agama kalian, bagi aku agamaku.” (QS. Al-Kafirun[109]: 6)

Ini masalah prinsip yang perlu kita ingatkan, mudah-mudahan bermanfaat.

Hadits yang selanjutnya, dari ‘Aisyah ‘Ummul Mukminin Radhiyallahu ‘Anha, beliau berkata:

قَالَ لي رسولُ الله ﷺ: هَذَا جِبرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلامَ، قالَتْ: قُلْتُ: وَعَلَيْه السَّلامُ ورحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ..

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadaku: ‘Ini ada Jibril dan dia menyampaikan salam kepadamu.’ Kemudian aku berkata: ‘Wa’alaihissalam warahmatullahi wabarakatuh (Demikian pula salam sejahtera untuk beliau dan rahmat Allah serta keberkatanNya).`” (Muttafaqun ‘alaih)

Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang keutamaan ‘Ummul Mukminin ‘Asisyah Radhiyallahu ‘Anha, bahwa Jibril mengucapkan salam untuk beliau. Beliau adalah istri yang sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Hadits ini juga menjelaskan kepada kita tentang bagaimana kita mengucapkan balasan salam dari orang yang menyampaikan salam kepada kita tetapi dia orang ketiga. Maka di sini kita melihat ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: Wa’alaihissalam warahmatullahi wabarakatuh (Semoga salam sejahtera untuk beliau dan rahmat Allah serta keberkatan Allah juga atas Jibril ‘Alaihis Salam)

Bagaimana pembahasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tentang Cara Mengucapkan Salam


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49658-cara-mengucapkan-salam/